Skip to main content

Mengembangkan Paradigma Yang Lebih Tepat, Mempelajari Linux dari Teori


Beberapa waktu yang lalu saya pernah sesekali berbincang dengan seorang rekan mengenai konsep bisnis pelatihan / training Linux. Dalam banyak hal, kami memiliki ketertarikan yang identik, tetapi dalam beberapa hal kami memiliki perbedaan pandangan yang sangat fundamental. Setelah saya telusuri, hal tersebut lebih kepada karakter kami yang memang beda, karakter pribadi yang memang beda.


Intinya begini, saya selalu berpandangan, bahwa mempelajari ilmu apapun, hal pertama yang harus dipahami adalah teori dasar. Bagi saya, teori merupakan hal mutlak untuk membuat seseorang mengerti akan sesuatu. Ini seperti memahami agama dengan pendekatan filsafat, bukan sekedar pendekatan doktrin. Sedangkan rekan saya berpandangan berkebalikan, bahwa mempelajari teori adalah sesuatu yang membosankan. Hwaduh! Rekan saya selalu berpendapat, bahwa pelatihan Linux harus to-the-point ke inti practical ini-itu cas-cis-cus langsung jadi. Wow! Ajaib!


Memang, ilmu-ilmu praktikal, termasuk mempelajari Linux, berujung pada praktik-kebiasaan. Tetapi tanpa pengetahuan dasar, akan sangat sulit memahami bagaimana cara meng-anu ini, dan meng-anu itu manakala terjadi sesuatu. Pembelajaran praktikal hanya akan menghasilkan point-point pengetahuan spot-per-spot yang parsial dan cukup menyesatkan.


Saya semakin berpendapat bahwa teori sangat penting bagi pembelajaran Linux adalah saat saya berusaha membuat buku mini tentang tutorial instalasi Linux. Awalnya saya kira saya bisa membuat tutorial instalasi Linux dalam beberapa lembar saja—dengan prinsip to-the-point, tapi ternyata tidak bisa! Pada bagian pemartisian, pembahasan saya jadi sangat melebar dan berlembar-lembar. Akhirnya saya terpikirkan untuk meletakan pembahasan pemartisian dalam bab pendahuluan mengenai teori umum pemartisian hardisk di Linux, dengan komparasi prinsip pemartisian hardisk di Windows.


Alasan lain yang sangat kuat adalah, bagaimana kita bisa menghadirkan banyak sisi positif dari suatu bab / ilmu yang akan kita ajarkan. Dalam hal ini Linux, maka bagaiamana kita bisa mengenalkan tentang apa itu Linux mulai dari point nol dan paling mendasar, mendeskripsikan secara ilmiah dan jujur mengenai kelebihan-kelebihan Linux, dan yang paling penting adalah dramatisasi yang wajar untuk menciptakan kesan 'luar biasa' akan Linux, menciptakan ketertarikan.


Teori umum, pengenalan, dan dramatisasi-positif merupakan hal paling fundamental untuk menarik alam bawah sadar seseorang untuk tertarik pada sesuatu, dan untuk memberi 'pondasi dasar' seseorang memahami inti permasalahan / ilmu. Tapi memang, paradigma kebanyakan orang (Indonesia) yang lebih mengarah pada pola pikir pragmatis membuat banyak orang lebih memilih pendekatan praktis yang terkesan mujarab, tapi dalam banyak kasus implementasi yang lebih luas, adalah cukup menyesatkan.


Sangat menarik, karena mau di sadari atau tidak, Linux telah dan sedang berkembang menjadi sistem yang lebih populer, dan perlahan tapi pasti, menjadi standarized sistem. Mari mempelajari sesuatu dengan arif dan membangun.

Comments

nearie said…
Setuju banget kang :D

Popular posts from this blog

Q4OS 4.6 "Gemini" Review: A Real Hidden Gem

Distro hopping is a fun adventure. It's a pure joy you can only find in GNU/Linux world. It's a nature you want to escape from what I call 'comfort ecosystem'. You need to play, trying something new even for a few little differences. For a long time I've been using Ubuntu family as my daily driver. The main reason is probably just same as any other Ubuntu user: it's reliable. You can't go wrong with Ubuntu. It works almost in any device, even for the newest one. It is the ultimate Linux distro you can rely on. However, sometimes, you will feel bored. The temptation to flirt with other new distro is unbearable. There are a lot of hot new Linux distros waiting to try.  A Real Hidden Gem I've known this distro for a quite long time. At first, it offered Trinity Desktop as the main desktop, which brings me the sweet memories about KDE3. It is simply fast, stable, almost without any issue, and it is based on Debian. I install it on my old machine and I love t...

How To Install Mac OS X Lion Theme On Lubuntu / LXDE

Lubuntu 12.04 with Mac OS X Lion Theme, xcompmgr & cairo-dock [click to enlarge] Mac OS X is the special one in the Desktop market. So many people admire it because of its beauty, safety (yes, it is an UNIX) and its profesional image as “an OS for profesional modern art designer”. Yeah, Mac OS X has beautiful look and I do like its look-n-feel. And so, there are so many theme patcher to make our Microsoft Windows or Linux OS become Mac OS X in the appearance. In Linux Desktop, there are some project specialized in designing theme transformation pack to make our Linux desktop to be looked like Mac OS X. The most popular project probably is Mac4Lin. But, all of those projects was designed only for GNOME or sometimes support XFCE and how about LXDE? Our Star in the current lightweight Linux desktop? (Yes, LXDE is the most light-but-complete Linux desktop for now). Until now, there is no project that officially support LXDE. Basically, LXDE uses gtk (now still stay w...

Howto Connect To Windows Share Network (Connect To Server) Easily in PCManFM

In Nautilus 3.4, Nemo, or Caja, there is a very useful menu called "Connect to Server". This menu allow us to connect to a Windows Share network via Samba. If you are using another desktop environment such as LXDE, there aren't such menu, and we need to install third party tool called Gigolo . But apparently, PCManFM (the default file manager of LXDE) already has such function. We could connect to a Windows Share network in PCManFM easily. Here are the simple steps : 1. Open PCManFM and go to adress bar, and type this command : smb://username@server/folder example : smb://staff@192.168.1.69/document then press Enter 2. Once you will be asked to input the Windows Share Network password (if exists), select Remember Forever option. 3. You are connected to Windows Share Network ;)