Sebagian besar pengguna Linux di Indonesia, masih “menduakan” Linux dengan “pacar lama” Windows. Alasannya bermacam-macam. Tapi kali ini saya berprasangka baik, bahwa alasannya karena kita masih sayang membuang windows asli kita! (mungkin pre-installed saat kita beli notebook atau PC branded).
Di desktop Linux, sudah lengkap tersedia berbagai macam aplikasi kebutuhan sehari-hari, salah satunya yang paling mendasar adalah office suite. OpenOffice.org adalah aplikasi office suite multi-platform yang secara built-in terbundel di hampir semua distribusi Linux dunia. Kali ini saya ingin share sedikit trik sangat sederhana agar OOo lebih kompatibel dengan dokumen Microsoft Office yaitu dengan menambah font windows.
Bagi sebagian besar dari kita, untuk menambah font windows, kita tinggal meng-copy-paste font windows dari direrktori C:\Windows\Fonts ke ditektori /home/.fonts, kemudian men-bangun ulang cache font sistem Linux kita. Cara tersebut memang praktis, tapi sangat tidak efisien karena menghabiskan space hardisk kita. Ada cara lain yang lebih efisien, yaitu dengan membuat symbolic link dari direktori font di windows ke direktori font di sistem Linux kita. Untuk membuat symbolic link dari direktori font windows sangatlah mudah, menggunakan terminal, yaitu :
$ ln -s “direktori_font_windows” “direktori_font_linux”
untuk contoh, kita pakai contoh di bawah ini :
$ ln -s /media/win_c/windows/fonts /home/alwan/.fonts
Setalah itu, kita bangun ulang cache font sistem Linux kita dengan perintah berikut :
Untuk Linux keluarga Debian : # fc-cache -f -v
Untuk Linux keluarga Redhat : # /etc/init.d/xfs restart
Terakhir kita tinggal buka aplikasi OOo dan font windows kita sudah terbaca dengan sempurna!
Selamat bereskplorasi dengan OpenOffice.org dan Linux!
Comments