Skip to main content

Long Term Support Ketiga: Ubuntu 10.04 Lucid Lynx Review

Tema yang lebih fresh dengan Light Theme

Minus GIMP

Ubiquity dengan Splash Screen dari proses instalasi Ubuntu, menyegarkan!


Hopla! Akhirnya Ubuntu 10.04 LTS Lucid Lynx rilis final, sebuah rilis distribusi Linux yang sangat ditunggu-tunggu. Sebagai distribusi paling banyak digunakan, rilis terbaru Ubuntu selalu dinanti oleh banyak penggunanya, dan khusus untuk rilis kali ini, lebih banyak user yang menunggunya, karena rilis kali ini adalah rilis LTS (Long Term Support) yang ketiga untuk Ubuntu. Termasuk saya sendiri, walaupun belum menjadi seorang pengusaha, selalu memilih untuk menggunakan versi LTS saja—sejak era Dapper Drake.


Apa saja yang baru dari Lucid Lynx? Banyak hal yang bisa kita soroti dari versi 10.04 ini, yang tak semuanya bisa kita katakan menyenangkan—duh!, memang harus jujur menilai bukan?


Yang plus dari Lucid Lynx :


1. Ringan


Ini adalah kelebihan yang tak bisa di tawar. Lucid Lynx memang jauh lebih ringan! Ringan dalam hal apa? Ternyata memang ringan dalam semua hal, dari proses booting, hingga sistem GNOME yang telah disederhanakan sehingga benar-benar ringan.


Mungkin catatan saya ini bisa dianggap mengada-ada, atau sekedar ungkapan uforia semata, tapi tidak bung! Lucid Lynx memang sangat ringan! Jauh, jauh sekali, jauh lebih ringan dari Jaunty dan Karmic!

Sebagai catatan standar teknis, sistem yang saya gunakan adalah sebagai berikut :

CPU : Intel Pentium IV 2,4 Ghz

Memori : 512 MB

HDD : 40 GB

VGA : SiS onboard (16MB shared)

Monitor : Acer AC711 1280x1024


Dengan resources tersebut, catatan teknis performance sistem Lucid Lynx yang bisa saya catat adalah sebagai berikut:


Proses Booting :

Booting LiveCD : 02 menit 19 detik

Proses Instalasi : 20 menit 33 detik

Booting hingga tampilan GDM : 13 detik

Booting hingga tampilan penuh desktop : 1 menit 13 detik


Performance Sistem:

Memori yang terpakai (sesi normal, tanpa compiz): 256,9 MB (57%)

Loading GNOME Terminal: 2 detik

Loading nautilus file browser: 1,21 detik


2.
Aplikasi-Aplikasi Baru

Aplikasi-aplikasi baru yang ditanam adalah:

Gbrainy: aplikasi permainan asah otak yang sangat cemerlang, cukup susah, bahkan untuk orang dewasa.

Emphaty IM Client: Klien chat baru pengganti Xchat

Gwibber Social Client: Pengganti Pidgin. Mantap! Twitter dan Facebook bisa di manage dari sini.

Pitivi Video Editor: Aplikasi video editor OSS. Saya belum mengeksplorasi lebih dalam, sehingga belum paham bagaiamana menggunakannya untuk mengedit file video proprietary—dan cara menambah optional codecs-nya.

Ubuntu One: ini adalah semacam toko online Ubuntu, seperti Ovi Nokia, atau seperti Mandriva Online, atau seperti iTunes. Kita bisa membeli mp3 juga di sini :)


3.
Struktur Menu

Ada beberapa perubahan struktur menu, antara lain:

Nautilus CD burner di pindah, dari Places ke Applications>Accessories.

GNOME Games disederhanakan, hanya tersisa 5 permainan. Ini adalah berita gembira, karena permainan dalam GNOME Games terdahulu tidak menarik dan hampir bisa dipastikan sangat jarang dibuka oleh user.


4.
Interface

Tema baru! Ini seperti terjadi pada masa Dapper Drake, saat Human Theme diperkenalkan untuk pertama kali. Tema baru kali ini disebut Light Theme. Logo, tema icon, tema gtk, tema booting, semuanya diganti. Menurut beberapa orang, Light Theme dikatakan mirip Mac OS X, tapi menurut saya kok tidak juga! Taste dan karakter Ubuntu sangat kuat dan semakin berkarakter terasa di sini.


Ubiquity. Ada yang baru dari Ubiquity installer. Saat proses instalasi, ada dialog splash screen seperti proses instalasi windows. Terlihat sangat elegan—sangat amat elegan. Walau hanya detil kecil, tetapi saya sangat menyukainya :)


Demikianlah yang plus dari Lucid Lynx, dan ternyata ada juga sisi minusnya, yaitu antara lain:


1.
Aplikasi Yang dihilangkan

GIMP! Oh My God! Pertama masuk liveCD dan masuk menu Graphic; Where is the GIMP? Rupanya GIMP dihilangkan dari daftar pre-installed applications. Akhirnya saya harus menginstalasi GIMP secara terpisah. Not a very big problem!

Soundjuicer. Nampaknya tak terlalu bermasalah. Barangkali jarang yang menggunakan aplikasi ini—walau saya sendiri sering menggunakannya untuk mengesktraski koleksi CD lama saya :(


2.
Bug ?

Saya tulis bug dengan tanda tanya sebagai ungkapan lain dari, saya belum sepenuhnya paham! Satu bug terbesar yang saya temui adalah pada tool Bluez GNOME. Saya tidak juga bisa mengkoneksikan handphone saya dengan Ubuntu menggunakan Bluetooth. Di Bluez versi sebelumnya, kita cukup klik kanan dan Browse Device maka proses beres; tetapi di Blues kali ini hal itu tidak bisa dilakukan karena menunya beda. Dan saat saya coba 'add new devie' proses selalu gagal/failed. Hyuft T.T


Demikianlah preview singkat saya mengenai Ubuntu 10.04 Lucid Lynx. Barangkali masih ada banyak hal yang bisa dieksplorasi dan di share bersama, dan untuk itu saya mengharap share dari sahabat-sahabat semuanya!


Happy Linux-ing then, Happy Ubuntu-ing!

Comments

yuwono said…
saya punya bug yang cukup memngganggu mas, dan belum nemu pemecahan masakahnya,
kalau notebook saya saya konek dengan monitor external selalu muncul running in low graphic memory, terus restart.
setelah di cabut masih berulang sampai 3 kali restart baru normal lagi.
juga saya gak bisa install thunderbird, hang notebook saya.
oh ya, saya install di fujitsu lama,masih pentium m, memory 1 gb

Popular posts from this blog

Q4OS 4.6 "Gemini" Review: A Real Hidden Gem

Distro hopping is a fun adventure. It's a pure joy you can only find in GNU/Linux world. It's a nature you want to escape from what I call 'comfort ecosystem'. You need to play, trying something new even for a few little differences. For a long time I've been using Ubuntu family as my daily driver. The main reason is probably just same as any other Ubuntu user: it's reliable. You can't go wrong with Ubuntu. It works almost in any device, even for the newest one. It is the ultimate Linux distro you can rely on. However, sometimes, you will feel bored. The temptation to flirt with other new distro is unbearable. There are a lot of hot new Linux distros waiting to try.  A Real Hidden Gem I've known this distro for a quite long time. At first, it offered Trinity Desktop as the main desktop, which brings me the sweet memories about KDE3. It is simply fast, stable, almost without any issue, and it is based on Debian. I install it on my old machine and I love t

How To Install Mac OS X Lion Theme On Lubuntu / LXDE

Lubuntu 12.04 with Mac OS X Lion Theme, xcompmgr & cairo-dock [click to enlarge] Mac OS X is the special one in the Desktop market. So many people admire it because of its beauty, safety (yes, it is an UNIX) and its profesional image as “an OS for profesional modern art designer”. Yeah, Mac OS X has beautiful look and I do like its look-n-feel. And so, there are so many theme patcher to make our Microsoft Windows or Linux OS become Mac OS X in the appearance. In Linux Desktop, there are some project specialized in designing theme transformation pack to make our Linux desktop to be looked like Mac OS X. The most popular project probably is Mac4Lin. But, all of those projects was designed only for GNOME or sometimes support XFCE and how about LXDE? Our Star in the current lightweight Linux desktop? (Yes, LXDE is the most light-but-complete Linux desktop for now). Until now, there is no project that officially support LXDE. Basically, LXDE uses gtk (now still stay w

Howto Connect To Windows Share Network (Connect To Server) Easily in PCManFM

In Nautilus 3.4, Nemo, or Caja, there is a very useful menu called "Connect to Server". This menu allow us to connect to a Windows Share network via Samba. If you are using another desktop environment such as LXDE, there aren't such menu, and we need to install third party tool called Gigolo . But apparently, PCManFM (the default file manager of LXDE) already has such function. We could connect to a Windows Share network in PCManFM easily. Here are the simple steps : 1. Open PCManFM and go to adress bar, and type this command : smb://username@server/folder example : smb://staff@192.168.1.69/document then press Enter 2. Once you will be asked to input the Windows Share Network password (if exists), select Remember Forever option. 3. You are connected to Windows Share Network ;)