Skip to main content

Mencicipi Ubuntu Lucid Lynx Beta

Ubuntu Lucid Lynx Beta


Ubuntu 10. 04 LTS akan segera rilis. Dengan codename Lucid Lynx, versi kali ini adalah versi Long Term Support yang ketiga, setelah Dapper Drake dan Hardy Heron. Bagi saya, dan mungkin bagi pengguna segmen profesional yang lain, tentu sangat menunggu kedatangan versi ini. Karena seringnya waktu rilis Ubuntu, saya memang telah memilih untuk hanya menggunakan versi LTS saja, kecuali jika ada keperluan teknis lain—semisal masalah hardware.


UBUNTU GOING GREY

Yang sangat menarik, di forum-forum internet—dan ternyata memang benar, bahwa interface Ubuntu kali ini mengalami perombakan yang cukup besar. Perubahan interface Ubuntu kali ini, oleh salahseorang user di internet disebut sebagai “Ubuntu Going Grey”. Kemudian, menurut pendapat user tersebut dikatakan bahwa Ubuntu kali ini melakukan “shadowing”, atau “copy cat” daripada interface sistem operasi Mac OS X. Jika ditilik sepintas, pendapat tersebut cukup beralasan, karena sekilas, tampilan desktop Ubuntu Lucid memang cukup mirip dengan tampilan Mac OS X. Kemiripan itu terletak pada :


  1. Tombol metacity, ada disebelah kiri dan berbentuk bulat seperti milik Mac OS X, tentu saja dengan warna orange khas Ubuntu.

  2. Logo Ubuntu di GNOME menu. Inilah yang benar-benar beda, logo Ubuntu kali ini diganti menjadi berwarna abu-abu, persis seperti warna logo apel Mac OS X.

  3. Wallpaper yang berwarna dasar ungu, yang sekilas akan langsung mengingatkan kita pada wallpaper Aurora milik Mac OS X Leopard.


APA YANG BARU?

Sepengetahuan saya, ada dua hal yang memang benar-benar baru dari Ubuntu Lucid, yaitu : (1) Paket Usplash sebagai bootloader default Ubuntu selama ini, dibuang dan diganti dengan Xsplash. Menurut Ubuntu sendiri, proses booting dari Ubuntu Lucid menjadi jauh lebih cepat. Saya sendiri belun mencobanya, karena paket Xsplash tidak bisa diinstalasikan di Ubuntu Hardy; (2) Versi GDM yang berubah. Dengan perubahan versi GDM, kita akan kesulitan untuk melakukan perubahan tema GDM maupun perubahan parameter GDM.


TEMA BARU DAN SEBUAH BUG

Dengan berbekal iso alternate install, saya bisa mencicipi interface baru Ubuntu Lucid, namun ternyata saya menemukan sebuah bug, yang tampaknya bisa menjadi kendala jika kita ingin melakukan upgrade sistem secara keseluruhan. Bug tersebut adalah terletak pada sebuah paket bernama “adium-theme-ubuntu”. Letak bug-nya adalah, pada saat instalasi paket tersebut, ada proses upgrade paket phyton, yang ternyata menyebabkan sebuah error tertentu (saya lupa tidak mencatat pesan errornya). Dengan adanya error tersebut, sistem apt kita menjadi rusak, dan kita tidak bisa melakukan manajemen paket.


Selain itu, ternyata interface Ubuntu Lucid tidak bisa diaplikasikan secara penuh di desktop Ubuntu Hardy. Tema GTK dari Ubuntu Lucid tidak bisa dibaca oleh GNOME 2.22.2 milik Ubuntu Hardy. Setelah saya telusuri, ternyata ada beberapa paket engine gtk yang harus diupgrade, tapi ternyata tidak sepenuhnya bisa. Bahkan, paket gtk2-engine-pixbuf tidak bisa di upgrade, karena tidak kompatibel dengan aplikasi-aplikasi yang ada di sistem Ubuntu Hardy.


NILAI AKHIR

Secara keseluruhan, saya hanya bisa mencicipi sebagian dari interface baru Ubuntu Lucid, yang ternyata memang cukup fresh, dan benar-benar baru. Untuk keseluruhan sistem, saya memang enggan melakukan upgrade, karena otomatis hal itu akan diikuti dengan pembuangan semua paket multimedia yang ada di sistem saya, sementara saya tidak memiliki koneksi internet untuk melakukan upgrade aplikasi-aplikasi opsional tersebut melalui apt.


Dengan semua inovasi baru dan fresh ini, sejujurnya, saya menjadi semakin menyukai sistem operasi ciptaan Mark Shuttleworth ini—dan semakin menipisikan minat saya untuk mengutak-atik distribusi Linux yang lain.


Untuk keseluruhan, saya memberi nilai 9, 75 untuk Ubuntu Lucid :D


Semarang, 18 Maret 2010 | namakutux.blogspot.com

Comments

Popular posts from this blog

Q4OS 4.6 "Gemini" Review: A Real Hidden Gem

Distro hopping is a fun adventure. It's a pure joy you can only find in GNU/Linux world. It's a nature you want to escape from what I call 'comfort ecosystem'. You need to play, trying something new even for a few little differences. For a long time I've been using Ubuntu family as my daily driver. The main reason is probably just same as any other Ubuntu user: it's reliable. You can't go wrong with Ubuntu. It works almost in any device, even for the newest one. It is the ultimate Linux distro you can rely on. However, sometimes, you will feel bored. The temptation to flirt with other new distro is unbearable. There are a lot of hot new Linux distros waiting to try.  A Real Hidden Gem I've known this distro for a quite long time. At first, it offered Trinity Desktop as the main desktop, which brings me the sweet memories about KDE3. It is simply fast, stable, almost without any issue, and it is based on Debian. I install it on my old machine and I love t

How To Install Mac OS X Lion Theme On Lubuntu / LXDE

Lubuntu 12.04 with Mac OS X Lion Theme, xcompmgr & cairo-dock [click to enlarge] Mac OS X is the special one in the Desktop market. So many people admire it because of its beauty, safety (yes, it is an UNIX) and its profesional image as “an OS for profesional modern art designer”. Yeah, Mac OS X has beautiful look and I do like its look-n-feel. And so, there are so many theme patcher to make our Microsoft Windows or Linux OS become Mac OS X in the appearance. In Linux Desktop, there are some project specialized in designing theme transformation pack to make our Linux desktop to be looked like Mac OS X. The most popular project probably is Mac4Lin. But, all of those projects was designed only for GNOME or sometimes support XFCE and how about LXDE? Our Star in the current lightweight Linux desktop? (Yes, LXDE is the most light-but-complete Linux desktop for now). Until now, there is no project that officially support LXDE. Basically, LXDE uses gtk (now still stay w

Howto Connect To Windows Share Network (Connect To Server) Easily in PCManFM

In Nautilus 3.4, Nemo, or Caja, there is a very useful menu called "Connect to Server". This menu allow us to connect to a Windows Share network via Samba. If you are using another desktop environment such as LXDE, there aren't such menu, and we need to install third party tool called Gigolo . But apparently, PCManFM (the default file manager of LXDE) already has such function. We could connect to a Windows Share network in PCManFM easily. Here are the simple steps : 1. Open PCManFM and go to adress bar, and type this command : smb://username@server/folder example : smb://staff@192.168.1.69/document then press Enter 2. Once you will be asked to input the Windows Share Network password (if exists), select Remember Forever option. 3. You are connected to Windows Share Network ;)