Skip to main content

RUNZ framework, Masa Depan Software Packaging Linux?





Di lingkup teknis sistem operasi Microsoft Windows, kita mengenal pemaketan software berbasis single installer dengan esktensi *.exe. Pun juga di lingkup sistem operasi Mac OS X, yang menggunakan sistem pemaketan software yang hampir sama, dengan ekstensi *.dmg. Di Linux, sistem pemaketan software terasa lebih complicated. Di Linux kita kenal adanya software dependencies, yaitu suatu keadaan, dimana satu paket tertentu, agar bisa diinstalasi dan dijalankan, membutuhkan satu atau beberapa paket lain. Seringkali dalam banyak contoh, ketergantungan suatu paket software desktop Linux jumlahnya sangat banyak. Satu paket software membutuhkan puluhan paket software yang lain. Ketergantungan antar-software dalam Linux tersebut bukan tanpa sebab. Linux, sebagai bagian dari FOSS, dikembangkan oleh ribuan pemrogram di seluruh dunia dengan payung yang berbeda-beda. Bahkan banyak juga yang merupakan pemrogram individu. Setiap pemrogram bebas untuk mengembangkan software milik orang lain, untuk diperbaiki, diperbaiki dan terus berlanjut. Banyak juga software yang dibuat dengan memanfaatkan software-software yang sudah ada. Karena kondisi inilah maka terciptalah suatu lingkaran saling ketergantungan antar-paket software dalam Linux yang di kenal dengan software dependency. Bukan hal yang kurang atau buruk, sama sekali bukan. Software dependency adalah konsekuensi logis dari sebuah sistem terbuka Linux yang luar biasa.



Di sistem Windows dan Mac-pun, secara teknis mendasar sama. Sebuah software, katakanlah Microsoft Office, juga terdiri dari jutaan paket penyusun. Hanya saja, karena kedua sistem tersebut adalah sistem proprietary yang sifatnya restricted—hanya bagi lingkungan internal, maka semua paket penyusun dipaket dalam satu bundel, sehingga terlihat praktis. Kenapa bisa dipaket dalam satu bundel? Tentu saja karena pengembangan software dalam kedua sistem tersebut dilakukan dalam satu payung perusahaan komersial yang sama. Semua proses dari yang paling awal hingga final packaging, dilakukan dalam satu tempat dan satu bendera komando yang sama.



Nah, setelah desktop Linux semakin berkembang dan populer, banyak hacker dan developer Linux yang berpikir untuk membuat suatu sistem pemaketan seperti dalam sistem Windows dan Mac. Implementasi lanjutan dari model tersebut antara lain adalah akan lebih mudahnya pembuatan aplikasi portabel di desktop Linux. Dan ternyata, memang sudah ada yang melakukannya, yaitu sebuah pengembang Linux bernama hacktolive.org, mengembangkan sebuah framework bernama RUNZ framework. RUNZ Framework adalah suatu desain baru pemaketan software Linux. Dengan menginstalasi RUNZ Framework, kita akan dengan mudah menginstalasi software apapun, yang telah di bundel menjadi package RUNZ. Ekstensi dari paket berbasis RUNZ adalah *.runz. Dengan RUNZ Framework ini juga, bisa dikembangkan paket software portabel Linux dengan mudah. Salahsatu contoh yang sudah saya coba adalah paket Opera 9.64 Portable For Linux yang dibundel menggunakan RUNZ Framework. Untuk mencobanya sangat mudah, yaitu pertama, download RUNZ Framework terlebih dahulu. Untuk sementara, paket RUNZ Framework baru tersedia dalam bentuk binari untuk Debian/Ubuntu. Setelah menginstalasi RUNZ Fremework, reboot sistem dan sekarang jalankanlah paket yang dibundel dalam format *.runz. Langsung bisa dijalankan!



Secara keseluruhan ini sangat menarik, walau bukan yang pertama. Jika dokumentasi RUNZ Framework lebih lengkap, bukan tidak mungkin ke depannya, setiap user Linux bisa dengan mudah mem-paket-ulang software kesukaan mereka agar bisa menjadi paket portabel yang bisa dijalankan di mana-mana.

Sebuah pilihan masa depan pengembangan sistem Linux.

Referensi terkait :


| Dokumentasi RUNZ Framework |

| Download RUNZ Framework | Download Opera 9.64 Portable |

Comments

Popular posts from this blog

Q4OS 4.6 "Gemini" Review: A Real Hidden Gem

Distro hopping is a fun adventure. It's a pure joy you can only find in GNU/Linux world. It's a nature you want to escape from what I call 'comfort ecosystem'. You need to play, trying something new even for a few little differences. For a long time I've been using Ubuntu family as my daily driver. The main reason is probably just same as any other Ubuntu user: it's reliable. You can't go wrong with Ubuntu. It works almost in any device, even for the newest one. It is the ultimate Linux distro you can rely on. However, sometimes, you will feel bored. The temptation to flirt with other new distro is unbearable. There are a lot of hot new Linux distros waiting to try.  A Real Hidden Gem I've known this distro for a quite long time. At first, it offered Trinity Desktop as the main desktop, which brings me the sweet memories about KDE3. It is simply fast, stable, almost without any issue, and it is based on Debian. I install it on my old machine and I love t

How To Install Mac OS X Lion Theme On Lubuntu / LXDE

Lubuntu 12.04 with Mac OS X Lion Theme, xcompmgr & cairo-dock [click to enlarge] Mac OS X is the special one in the Desktop market. So many people admire it because of its beauty, safety (yes, it is an UNIX) and its profesional image as “an OS for profesional modern art designer”. Yeah, Mac OS X has beautiful look and I do like its look-n-feel. And so, there are so many theme patcher to make our Microsoft Windows or Linux OS become Mac OS X in the appearance. In Linux Desktop, there are some project specialized in designing theme transformation pack to make our Linux desktop to be looked like Mac OS X. The most popular project probably is Mac4Lin. But, all of those projects was designed only for GNOME or sometimes support XFCE and how about LXDE? Our Star in the current lightweight Linux desktop? (Yes, LXDE is the most light-but-complete Linux desktop for now). Until now, there is no project that officially support LXDE. Basically, LXDE uses gtk (now still stay w

Howto Connect To Windows Share Network (Connect To Server) Easily in PCManFM

In Nautilus 3.4, Nemo, or Caja, there is a very useful menu called "Connect to Server". This menu allow us to connect to a Windows Share network via Samba. If you are using another desktop environment such as LXDE, there aren't such menu, and we need to install third party tool called Gigolo . But apparently, PCManFM (the default file manager of LXDE) already has such function. We could connect to a Windows Share network in PCManFM easily. Here are the simple steps : 1. Open PCManFM and go to adress bar, and type this command : smb://username@server/folder example : smb://staff@192.168.1.69/document then press Enter 2. Once you will be asked to input the Windows Share Network password (if exists), select Remember Forever option. 3. You are connected to Windows Share Network ;)